Kamis, 11 Oktober 2012

Seni Bela Diri Taekwondo


(Lambang Taekwondo Indonesia)
1. Perisai bulat, melambangkan kebulatan tekad dan keteguhan hati untuk membela persatuan dan kesatuan yang utuh dan bulat dari Taekwondo Indonesia.
2. Kepalan tangan dengan lima jari–jemarinya melambangkan semangat perjuangan, keuletan dan ketekunan serta pantang menyerah.
3. Warna hitam melambangkan suatu kekuatan atau ketahanan.
4. Warna kuning melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan.
5. Warna Merah Putih melambangkan kedaulatan Republik Indonesia.
Taekwondo adalah olahraga bela diri asal Korea, olah raga ini merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade. 

Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.

Dalam bahasa Korea, Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki", Kwon berarti "tinju", dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Seni bela diri ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan. Tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).


MATERI DALAM LATIHAN
  • Poomsae (rangkaian jurus) adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
Pomsae (Rangkaian Jurus)
  • Kyukpa (teknik pemecahan benda keras) adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
Kyukpa (Teknik Pemecahan Benda Keras)
  • Kyoruki (pertarungan) adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
Kyoruki (Pertarungan)


ASAL MULA TERBENTUKNYA TAEKWONDO

Pada masa lampau, Taekwondo dikenal sebagai 'Subak", "Taekkyon", " Takkyon", maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa/kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang.

Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti "Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin" di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut "Muye Dobo Tongji" menyebutkan : "Seni pertarungan tangan kosong (Taekwondo) adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".


KOGURYO DAN TAEKKYON

Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut 'Sonbae', yang artinya laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung/perang.

Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah, tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakannya dengan acara-acara kontes tarian pedang, memanah, subak (Taekkyon) dan sebagainya.

Kontes Subak (Taekyon) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Taekkyon (Taekwondo), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.

Lukisan dinding makam pada masa Koguryo yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Taekkyon (Taekwondo)


SHILLA DAN TAEKKYON

Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. 

Hwarangdo adalah tipe bela diri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem bela diri "Sonbae" dari Koguryo. Anggota-anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu "bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang".

Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang-orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang, sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan, dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak (bentuk dari Taekwondo kuno), bermain pedang, berkuda dan bermain Sirum (gulat gaya Korea).

Diwaktu damai, Hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil-kuil, digambarkan dengan adegan laki-laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang. Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla "Subak" dan "Taekkyon" tampak /muncul bersamaan dan keduanya menandakan bahwa teknik-teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.

Patung 2 ksatria yang sedang dalam sikap Kumgang Yoksa yang terdapat pada gua Sokkuram di Kyongju, yang berasal dari abad ke 7.

FILOSOFI SABUK TAEKWONDO
  1. Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1.
  2. Kuning melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.
  3. Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
  4. Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
  5. Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
  6. Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.


TERMINOLOGI TAEKWONDO
  1. Sabeum = Instruktur
  2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
  3. Seonbae = Senior
  4. Hubae = Junior
  5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
  6. Muknyeom = Meditasi
  7. Kihap = Berteriak dari dalam perut
  8. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
  9. Ti = Sabuk Latihan
  10. Oen = Kiri
  11. Oreon = Kanan
  12. Joonbi = istirahat
  13. Agamso = Istirahat tangan dibelakang
  14. Sijak = Mulai
  15. Kalryeo = Stop (Sementara)
  16. Keysok = Lanjutkan
  17. Keuman = Selesai
  18. A Nee = Tidak
  19. Yee = Ya
  20. Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
  21. Moumtong = Sasaran tengah (Badan/Ulu Hati)
  22. Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
  23. Kyungrye = Hormat
  24. Chariot = Mempersiapkan Diri
  25. Nici= Sekian
  26. Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
  27. Menicip = Pengawas Taekwondo
  28. Dobeon = Dua Kali
  29. Sambeon = Tiga Kali
  30. Illjang = Satu
  31. Yeejang = Dua
  32. Samjang = Tiga
  33. Sahjang = Empat
  34. Ohjang = Lima
  35. Yukjang = Enam
  36. Chiljang = Tujuh
  37. Paljang = Delapan

1 komentar:

  1. Thanks ya sob udah share , blog ini sangat bermanfaat sekali ..............




    agen tiket murah

    BalasHapus