Selasa, 23 Oktober 2012

Seni Bela Diri Karate

Gimchi Funakoshi
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang melalui Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti “Tangan China”. Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ berarti ‘kosong’ dan kedua ‘te’ berarti ‘tangan'. Sehingga Karate dapat diartikan sebagai “tangan kosong”.







SEJARAH BERDIRINYA SENI BELA DIRI KARATE

Bodhidharma (Daruma Daishi)
Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate berasal dari ilmu bela diri Okinawa. Tote atau Okinawa-Te adalah seni bela diri asli setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni bela diri China yang mengungsi ke Okinawa. Sekitar Abad ke-5, seorang pendeta Budha yang terkenal bernama Bodhidharma (Daruma Daishi) mengembara dari India ke China untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang selama ini menyimpang di Kerajaan Liang dibawah Kaisar Wu. Setelah perselisihannya dengan Kaisar Wu, karena perbedaan pandangan dalam ajaran agama Budha, Bodhidharma mengasingkan diri di biara Shaolin Tsu di pegunungan Sung di bagian selatan Loyang Ibukota Kerajaan Wei. Di situ lah dia melanjutkan pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal-bakal Sekte Zen.

Para Rahib Budha China pada saat itu badannya sangat lemah, sehingga mereka tidak dapat menjalankan pelajaran-pelajarannya dengan baik. Setelah dia tahu hal ini, dia memberikan Buku Kekuatan Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik. Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat yang kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan. Suatu pendapat lain mengatakan, bahwa cerita di atas tadi adalah dongeng semata-mata. Bagaimanapun juga Bodhidharma adalah anak laki-laki ke-3 dari Raja India Selatan. Dan sebagai Pangeran, dia ahli ilmu perang yang menjadi salah satu pendidikannya, hal serupa dengan Sakyamuni. Lagi pula hanya orang dengan pikiran dan badan yang kuat yang dapat mengadakan perjalanan yang demikian jauh dan banyak rintangan.

Zhang Shan Feng (Thio Sam Hong)
Seorang ahli ilmu bela diri lain yang sangat terkenal yang muncul pada jaman Dinasti Sung (920-1279 M) adalah Zhang Shan Feng (Thio Sam Hong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri pada Shaolin Tsu , kemudian mengasingkan diri di gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Jika Shaolin Chuan hanya dipraktekkan oleh para Pendeta Budha, maka aliran Wutang ini diperuntukkan untuk orang awam yang tidak ada ikatannya dengan aliran Kuil manapun. Chang mengajarkan agar menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mengalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerakan melingkar yang luwes dan gerakan ujung yang tajam. Aliran ini selanjutnya punya dampak yang luas di dalam perkembangan seni bela diri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh Wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakua-Chuan.

Masih terdapat banyak tokoh seni bela diri yang menciptakan gaya dan aliran masing-masing. Diantaranya Chueh Yuan yang juga pernah belajar di Shaolin Tsu. Pada tahun 1151-1368 M dia berhasil menciptakan aliran baru dengan cara memperluas 18 pukulan Arhat menjadi 72 jurus. Dia berkeliling ke banyak Wilayah China dan kemudian bertemu dengan Po Yu Feng yang menciptakan pukulan Wu Chuan. Keduanya mengadakan kerjasama menciptakan satu aliran baru yang mencapai 170 macam gaya ilmu pukulan, diantaranya Lima Tinju, Tinju Naga, Tinju Harimau, Tinju Bangau, Tinju Macan Tutul, dan Tinju Ular. Di seluruh Wilayah China yang begitu luas, berbagai macam gaya dan aliran bela diri dikembangkan yang akhirnya menyesuaikan diri dengan sifat-sifat lingkungan di mana gaya dan aliran itu berkembang dan dipraktekkan. Namun pada umumnya, berbagai aliran dan gaya yang ada dapat dibagi menjadi dua aliran yaitu aliran utara dan aliran selatan.

Aliran Selatan berasal dari daerah China Selatan di bagian hilir sungai Yang Tse. Karena beriklim sedang, sumber kegiatan ekonomi yang paling utama di wilayah ini adalah pertanian khususnya beras. Rakyat setempat cenderung bertubuh gempal dan kuat karena kegiatan kerja di sawah. Disamping itu di wilayah selatan terdapat banyak sekali sungai, sehingga alat lalu lintas yang utama adalah perahu. Dengan mendayung sehari-hari menyebabkan badan bagian atas lebih berkembang. Maka dengan demikian aliran selatan ini menekankan pada gaya melentur dan penggunaan tangan dan kepala.

Aliran Utara berkembang di wilayah China Utara di bagian hulu Sungai Yang Tse, dimana sifat daerahnya adalah pegunungan. Mengingat di wilayah ini banyak orang terlibat dengan perburuan binatang dan penebangan kayu sebagai sumber nafkah, maka aliran utara ini lebih menekankan pada gerakan yang lincah dan penggunaan teknik tendangan.

Selama masa peralihan dari Dinasti Ming ke Dinasti Ching, sejumlah ahli bela diri China melarikan diri ke negara lain untuk membebaskan diri dari penindasan dan pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh orang-orang Manchu yang menguasai China. Sebagai akibatnya ilmu bela diri China dari zaman Ming ini disebarkan ke berbagai negara lain termasuk ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan juga Kepulauan Okinawa. Salah seorang diantaranya Chen Yuan Pao yang menuju ke Jepang, dimana dia selanjutnya mengajarkan gagasan dan teknik Judo. Sampai pada abad ke-15 Kepulauan Okinawa terbagi menjadi 3 kerajaan dan pada tahun 1470 Youshi Sho dari golongan Sashikianji berhasil mempersatukan semua pulau di Kepulauan Okinawa di bawah kekuasaannya. Penguasa ke-2 dari golongan Sho, yaitu Shin Sho menyita dan melarang penggunaan senjata tajam. Kemudian Keluarga Shimazu dari Pulau Kyushu berhasil menguasai Kepulauan Okinawa tetapi larangan terhadap pemilikan senjata tajam masih terus diberlakukan. Sebagai akibatnya, rakyat hanya dapat mengandalkan pada kekuatan dan ketrampilan fisik mereka untuk membela diri.

Pada saat bersamaan, ilmu bela diri dari China mulai diperkenalkan di Okinawa melalui para pengungsi yang berdatangan dari China yang saat itu sudah dikuasai oleh bangsa Manchu (Dinasti Ching). Diantara para pengungsi itu ada sejumlah ahli seni bela diri dari China. Pengaruh ilmu bela diri dari China ini dengan cepat sekali menjalar ke seluruh Kepulauan Okinawa. Melalui ketekunan dan kekerasan latihan, rakyat Okinawa berhasil mengembangkan sejenis gaya dan teknik berkelahi yang baru yang akhirnya melampaui sumber aslinya. Aliran-aliran seni bela diri Te (aslinya Tode atau Tote) di Okinawa terbagi menurut nama daerah perkembangannya menjadi Naha-te, Shuri-te, dan Tomari-te. Naha-te mirip dengan seni bela diri China aliran selatan, khususnya dalam pola gerakan yang dilaksanakan dengan gaya yang kokoh dan sangat tepat bagi orang yang bertubuh besar. Shuri-te mirip dengan seni bela diri China aliran utara yang pola gerakannya lebih menekankan kegesitan dan keringanan tubuh. Sementara kaum Shimazu makin memperketat larangan atas pemilikan senjata tajam, latihan pola bela diri Te ini makin berkembang.

Jigoro Kano (Pendiri Judo)
Di Jepang sendiri juga telah ada pola bela diri sejak zaman dulu. Diantaranya yang sangat terkenal sampai saat ini ialah gulat Sumo. Dahulu Sumo sifatnya sangat keras dan ganas, dimana para pesertanya diperbolehkan saling pukul dan tendang, secara mental memang sudah siap mati. Baru pada abad ke-8, pukulan dan tendangan yang mematikan tidak diperbolehkan lagi. Pertandingan Sumo kemudian sudah sangat mirip dengan pertandingan Sumo pada masa sekarang ini. Tokoh seni bela diri China yang mengungsi dari penjajahan bangsa Manchu juga tersebar ke seluruh Jepang. Berbagai macam gaya dan teknik yang mereka sebarkan menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru. Di bawah pengaruh dan bimbingan Chen Yuan Pao, aliran Jiu Jitsu atau seni beladiri aliran lunak didirikan oleh beberapa tokoh beladiri Jepang. Konsep bahwa “Kelunakan dapat mengalahkan kekerasan” dinyatakan berasal dari China, dan aliran ini mengembangkan pengaruhnya yang penting pada pola bela diri lainnya. Diantaranya yang sangat populer ialah Judo yang didirikan oleh Jigoro Kano.

Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, Judo telah berhasil diterima merata di seluruh Jepang sebagai satu cabang olahraga modern. Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan. Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari China, sekali lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini. Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke seluruh dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia.

Sejarah Funakoshi tidak bisa dipisahkan dengan sejarah keagungan karate. Dimulai sebagai seorang anak yang lemah, pesakitan dan memiliki kesehatan yang kurang baik, orang tua Funakoshi membawanya kepada maestro beladiri pada saat itu yaitu Yasutsune Itosu untuk mengajarinya karate bersama Yastsune Azato. Azato memberikan banyak pelajaran kepada Funakoshi untuk membangun pikiran disiplin dan tehnik (karate).Dengan dibantu oleh seorang dokter, Tokashiki, yang memberikan ramuan-ramuan alami untuk menguatkan fisiknya, dan latihan yang diberikan oleh Azato dan Itosu, Funakoshi tumbuh menjadi orang yang kuat dan gagah. Dia menjadi murid menonjol ketika menjadi murid Arakaki dan Sokon “Bushi” Matsumura. Dia menguasai dan mencapai taraf yang tinggi dalam kedisiplinan. Maestro Funakoshi selalu menceritakan disetiap kesempatan sejarah hidupnya pada bagian ini. Ketika dia hidup bersama kakek neneknya, dia mulai memasuki sekolah wajib dimana dia sekelas dengan anak guru Azato dan menerima intruksi karate pertama dari Yatsusune (Ankoh) Azato.

Ketika pada akhirnya Funakoshi datang ke Jepang dari Okinawa, tahun 1922, dia tinggal bersama orang-orang sekampung halaman di sebuah asrama mahasiswa di Suidobata, Tokyo. Dia tinggal di dalam kamar yang kecil dekat pintu dan dia akan membersihkan asrama ketika para mahasiswa pergi kuliah. Dia juga bekerja sebagai tukang kebun, dan pada malam hari Funakoshi mengajar karate kepada para mahasiswa.

Dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, ia mendirikan sekolah karate pertamanya di Meishojuku. Setelah itu dia mendrikan sekolah karate di Mejiro, dan akhirnya dia memiliki tempat untuk menghasilkan murid generasi penerus karate, seperti, Takagi dan Nakayama dari Nippon Karate Kyokai, Yoshida dari Takudai, Obata dari Keio, Shigeru Egami dari Waseda (pembawa sukses dalam perkembangan karate), Hironishi dari Chuo, Noguchi dari Waseda dan Hirori Ohtsuka (Otsuka).

Pada saat melakukan perjalanan keliling Jepang untuk mengenalkan dan mengajar karate, Funakoshi selalu mengajak Takeshi Shimoda, Yoshitaka (anaknya), Egami dan Ohtsuka untuk menyertainya. Murid utamanya adalah T. Shimoda dan Y. Funakoshi.

Shimoda merupakan lulusan Nen-ryu Kendo School, dia juga berlatih Ninjutsu, tetapi dia sangat tidak beruntung, Dia sakit dan meninggal pada saat masih muda , tahun 1934, setelah melakukan sebuah perjalanan pertunjukan karate. Dia digantikan oleh Gigo (Yoshitaka) Funakoshi, yang memiliki karakter yang sangat baik dan tehnik karate yang sangat tinggi. Shigeru Egami berpendapat bahwa tidak ada orang yang lebih baik untuk menggantikannya. Dikarenakan jiwa muda dan metode latihan yang keras (bahkan dapat dikatakan sebagai latihan yang kuat dan brutal), membuat terjadinya konflik dengan golongan tua. Othsuka Hironori, yang mengatakan tidak dapat menerima latihan yang sangat keras. Akhirnya Otsuka keluar dan mendirikan sekolah karate sesuai dengan gayanya sendiri, yang diberi nama Wado-Ryu (Jalan keharmonisan), dan secara nyata nama itu menyindir Yoshitaka. Dalam jangka panjang metode latihan Yoshitaka adalah sangat penting bagi masa depan karate-do. Tetapi, sekali lagi, dia meninggal dalam usia muda, tahun 1945, ketika berumur 39 tahun, penyakit TBC (Tuberculosis) menghantarkan dia pada kematian.

Pada abad awal abad ke-20, ketika momentum ultra-nasionalis melanda jepang, perkembangan seni beladiri di Jepang mengalami kemunduran, orang yang berlatih beladiri dianggap sebagai penyembah berhala(pagan) dan seni kebrutalan ( savage art). Funakoshi mencoba mengatasi prasangka tersebut, dan akhinya berhasil mendapatkan pengakuan bahwa karate merupakan salah satu seni beladiri Jepang tahun 1941.

Setelah itu banyak pekumpulan karate berdiri di Jepang. Pada tahun 1942, karate diperkenalkan di Universitas Keio sebagai klub karate pertama, yang lainya termasuk Chuo, Waseda (1930), Hosei, Universitas Tokyo (1929). Klub yang lain didirikan di Shichi-Tokudo, di lingkungan tangsi militer di sudut halaman Istana.

Funakoshi mengunjungi Shichin-Tokudo setiap beberapa hari sekali untuk mengajar, ketika Otsuka mengajar di Shichin-Tokudo, seorang murid, Kogura, dari Universitas Keio yang menyandang Dan III (san-dan) Kendo (Seni melidungi diri Jepang/Japanese Fenching) dan juga penyandang sabuk hitam karate, mengambil pedang dan berhadapan dengan Otsuka. Semua murid melihatnya dan menunggu apa yang akan terjadi. Mereka menyangka dengan kemahirannya dalam kendo, tidak seorang pun yang dapat menghadapinya dengan pedang terbuka (The Shinken). Otsuka terlihat tenang melihat Kogura dan pada saat Kogura mengerakkan pedangnya, Otsuka menyapu kakinya dan Kogura jatuh terjerembab. Kejadian ini tidak banyak diceritakan, dan hal ini membuktikan keahlian Otsuka. Kejadian itu juga membuang kejemuan terhadap filosofi Funakoshi bahwa latihan kata/jurus lebih dari sekedar cukup waktu yang dibutuhkan dan juga sangat penting untuk menujukkan kemampuan besar Gichin Funakoshi sebagai guru dan karateka.

Pada tahun 1922, tiga muridnya, Miki, Bo dan Hirayama berpendapat bahwa berlatih kata saja tidak cukup. Mereka mulai mengenalkan pertarungan bebas ( Jiyu Kumite ). Mereka membuat pelindungan badan dan menggunakan pelindung kepala kendo di dalam pertandingan. Funakoshi mendengar tentang penyimpangan ini, dan tidak menghalangi usaha yang dia anggap telah mengurangi arti seni beladiri karate. Funakoshi menghentikan kunjungannya ke Shichin-Tokudo. Baik Funakoshi dan Otsuka tidak pernah terlihat lagi. Setelah kejadian tersebut Gichin Funakoshi melarang adanya pertandingan karate. (Tidak pernah ada pertandingan karate hingga setelah ia meninggal tahun 1958).

Ketika Funakoshi datang ke Jepang, ia membawa 16 kata, yaitu 5 pinan (heian), 3 naihanchi (Tekki), kushanku-dai (Kanku-dai), kushanku-sho (Kanku-sho), seisan (Hangetsu), patsai (bassai-dai), Wanshu (Empi/Enpi),chinto (Gankaku), jutte (jitte) dan Jion. Dia memberikan muridnya kata dasar sebelum mereka menunjukkan kemajuan yang berarti untuk meningkat ke tingkat lanjutan. Pada saat itu tidak kurang dari 40 kata masuk dalam kurikulum, kemudian dimasukkan dalam edisi terbatas “ Karate-do for specialist” yang merupakan karya monumental dari Shigeru Egami.

Jigoro Kano, penemu seni beladiri Judo moderen, sekali waktu mengundang Funakoshi dan temannya, Makoto Gima, untuk melakukan pertunjukan seni beladiri di Kodokan (Tomisaka). Kira-kira ribuan orang menyaksikan pertunjukan tersebut. Gima yang belajar setelah Yabu Kenstu adalah pemuda dari Okinawa, memainkan kata Naihanshi Shodan, dan Funakoshi memaikan Kata Koshokun ( Kushanku-dai ).

Sensei Kano menyaksikan pertujukan tersebut dan menanyakan tentang tehnik yang terkandung didalamnya. Dia merasa sangat kagum. Dia mengundang Funakoshi dan Gima untuk menghadiri upacara tendon ( makan malam dengan nasi dan ikan-fish and rice dinner), mereka menyanyi dan berkelakar untuk menyenangkan Funakoshi.

Didalam ketulusannya mengajarkan seni beladiri karate yang baik dan benar, Funakoshi bukan tanpa hujatan. Kritik menghina menyangkut ketegasannya dalam aturan mempelajari kata, dan mempelajari apa yang mereka sebut “lembut” karate merupakan hal yang menyia-nyiakan waktu. Funakoshi tegas terhadap aturan hito-kata sanen ( tiga tahun satu kata ).

Funakoshi adalah orang yang rendah hati. Dia mengajari dan mempratekkan apa yang dia katakan dengan kerendahan hati. Dia tidak memberikan nasehat tentang kebajikan dan kerendahan hati, tetapi pada dasarnya kerendahan hati seseorang adalah bersumber pada pandangan yang benar terhadap sesuatu dan hidup penuh dengan kesadaran. Dia hidup dengan damai dengan dirinya dan orang disekelilingnya.

Kapanpun nama Gichin Funakoshi disebutkan, akan mengingatkan kita pada perumpamaan “A man of Tao (Do) dan “A little Man”. Dikatakan seorang murid bertanya “Apa bedanya antara- a man of tao -dengan a little man?” Guru menjelaskan ,” sederhana sekali, ketika a little man menerima “dan” (kelulusan atau rangking), dia tidak akan sabar menunggu untuk pulang kerumah dan naik keatas kemudian mengatakan kepada semua orang bahwa dia telah mendapatkan “dan” pertamanya. Ketika menerima “dan” keduanya, dia akan naik hingga ke ujung tiang dan mengumumkannya kepada semua orang. Ketika menerima “dan” ketiganya, dia melompat di atas mobilnya dan berparade keliling kota sambil membunyikan klakson, memberitahukan kepada semua orang tentang “dan” ketiganya”.

Guru melanjutkan, Ketika-a man of Tao-menerima “dan” pertamanya, dia akan menundukan kepalanya sebagai tanda berterima kasih dan bersyukur. Ketika menerima “dan” keduanya, dia akan menundukan kepalanya hingga kebahu. Ketika menerima “dan” ketiganya, dia akan menundukan kepalanya hingga pinggang dan diam-diam dia berjalan disamping dinding sehingga orang tidak dapat melihat dia. Funakoshi adalah “a man of Tao”. Dia tidak memiliki keistimewaan apapun dalam sebuah kompetisi, catatan kemenangan, atau kejuaraan. Keistimewaannya terletak pada kepribadiannya.

Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF) yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu :
  1. Shotokan
  2. Goju-Ryu
  3. Shito-Ryu
  4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF. Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin, Shorin-ryu, dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam empat besar WKF.

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut :
  1. Kihon (latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang, dan menangkis).
  2. Kata (latihan jurus atau bunga karate).
  3. Kumite (latihan tanding atau sparring).
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olahraga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olahraga.

  1. KIHON
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

     2.  KATA

Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda. 

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata. Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

     3.  KUMITE

Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.

Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.


PERTANDINGAN KARATE

  1. KUMITE
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

     2.  KATA

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan. Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dan dapat memperagakan Kata pilihan.

Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut :
  1. Shotokan : Kankudai dan Jion.
  2. Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
  3. Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
  4. Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

LAPANGAN PERTANDINGAN
  1. Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
  2. Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

PERALATAN DALAM PERTANDINGAN KARATE
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
  • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
  • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
  • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
     6.  Peluit untuk arbitrator/alat tulis
     7.  Seragam wasit/juri :
  • Baju putih
  • Celana abu-abu
  • Dasi merah
  • Sepatu karet hitam tanpa sol
     8.  Papan nilai/n scoring board
     9.  Administrasi pertandingan
   10.  Bendera merah & biru untuk juri
   11.  Peluit untuk wasit
  • Tambahan : Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindung selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

FALSAFAH KARATE
  • Rakka (Bunga yang berguguran)
Ini adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Konsep ini bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.
  • Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.


ALIRAN KARATE
  1. SHOTOKAN
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

     2.  GOJU-RYU

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

     3.  SHITO-RYU

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

     4.  WADO-RYU

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

      5.  KYOKUSHIN

Sosai Masutatsu Oyama
(Pendiri Aliran Kyokushin)
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

     6.  SHORIN-RYU

Shoshin Nagmine
(Pendiri Aliran Shorin-ryu)
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.







     7.  UECHI-RYU

Kanbun Uechi
(Pendiri Aliran Uechi-ryu)
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).













Sumber :

Kamis, 11 Oktober 2012

Seni Bela Diri Taekwondo


(Lambang Taekwondo Indonesia)
1. Perisai bulat, melambangkan kebulatan tekad dan keteguhan hati untuk membela persatuan dan kesatuan yang utuh dan bulat dari Taekwondo Indonesia.
2. Kepalan tangan dengan lima jari–jemarinya melambangkan semangat perjuangan, keuletan dan ketekunan serta pantang menyerah.
3. Warna hitam melambangkan suatu kekuatan atau ketahanan.
4. Warna kuning melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan.
5. Warna Merah Putih melambangkan kedaulatan Republik Indonesia.
Taekwondo adalah olahraga bela diri asal Korea, olah raga ini merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade. 

Taekwondo di Indonesia semakin populer sejak dipromosikan secara besar-besaran oleh Saseong Nim Daxon Joetandi (Dan VII Kukkiwon), seorang bankir profesional yang terkenal sebagai pemegang sabuk hitam termuda di Indonesia sejak berumur 7 tahun.

Dalam bahasa Korea, Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki", Kwon berarti "tinju", dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Seni bela diri ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan. Tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).


MATERI DALAM LATIHAN
  • Poomsae (rangkaian jurus) adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
Pomsae (Rangkaian Jurus)
  • Kyukpa (teknik pemecahan benda keras) adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
Kyukpa (Teknik Pemecahan Benda Keras)
  • Kyoruki (pertarungan) adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
Kyoruki (Pertarungan)


ASAL MULA TERBENTUKNYA TAEKWONDO

Pada masa lampau, Taekwondo dikenal sebagai 'Subak", "Taekkyon", " Takkyon", maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa/kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang.

Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti "Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin" di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut "Muye Dobo Tongji" menyebutkan : "Seni pertarungan tangan kosong (Taekwondo) adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".


KOGURYO DAN TAEKKYON

Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut 'Sonbae', yang artinya laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung/perang.

Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah, tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakannya dengan acara-acara kontes tarian pedang, memanah, subak (Taekkyon) dan sebagainya.

Kontes Subak (Taekyon) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Taekkyon (Taekwondo), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.

Lukisan dinding makam pada masa Koguryo yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Taekkyon (Taekwondo)


SHILLA DAN TAEKKYON

Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. 

Hwarangdo adalah tipe bela diri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem bela diri "Sonbae" dari Koguryo. Anggota-anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu "bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang".

Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang-orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang, sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan, dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak (bentuk dari Taekwondo kuno), bermain pedang, berkuda dan bermain Sirum (gulat gaya Korea).

Diwaktu damai, Hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil-kuil, digambarkan dengan adegan laki-laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang. Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla "Subak" dan "Taekkyon" tampak /muncul bersamaan dan keduanya menandakan bahwa teknik-teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.

Patung 2 ksatria yang sedang dalam sikap Kumgang Yoksa yang terdapat pada gua Sokkuram di Kyongju, yang berasal dari abad ke 7.

FILOSOFI SABUK TAEKWONDO
  1. Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1.
  2. Kuning melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.
  3. Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
  4. Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
  5. Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
  6. Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.


TERMINOLOGI TAEKWONDO
  1. Sabeum = Instruktur
  2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
  3. Seonbae = Senior
  4. Hubae = Junior
  5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
  6. Muknyeom = Meditasi
  7. Kihap = Berteriak dari dalam perut
  8. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
  9. Ti = Sabuk Latihan
  10. Oen = Kiri
  11. Oreon = Kanan
  12. Joonbi = istirahat
  13. Agamso = Istirahat tangan dibelakang
  14. Sijak = Mulai
  15. Kalryeo = Stop (Sementara)
  16. Keysok = Lanjutkan
  17. Keuman = Selesai
  18. A Nee = Tidak
  19. Yee = Ya
  20. Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
  21. Moumtong = Sasaran tengah (Badan/Ulu Hati)
  22. Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
  23. Kyungrye = Hormat
  24. Chariot = Mempersiapkan Diri
  25. Nici= Sekian
  26. Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
  27. Menicip = Pengawas Taekwondo
  28. Dobeon = Dua Kali
  29. Sambeon = Tiga Kali
  30. Illjang = Satu
  31. Yeejang = Dua
  32. Samjang = Tiga
  33. Sahjang = Empat
  34. Ohjang = Lima
  35. Yukjang = Enam
  36. Chiljang = Tujuh
  37. Paljang = Delapan

Rabu, 10 Oktober 2012

Seni Bela Diri Jeet Kune Do

(Lambang Jeet Kune Do)
Karakter Cina yang melingkari lambang Taijitu menyatakan: "Using no way as way" & "Having no limitation as limitation" (Jangan berprasangka tentang segala sesuatu & jangan terpenjara oleh segala sesuatu, capailah kebebasan sejati)". Serta panah menyimbolkan pergerakan yang tiada akhir dan perubahan dari alam semesta.

Jeet Kune Do (Indonesia: Berarti Cara menahan serangan) adalah nama yang di berikan oleh seorang legenda bela diri Bruce Lee untuk konsep beladirinya dengan langsung, gerakan klasik dan langsung. Karena cara bekerja Jet Kune Do adalah gerakan minimal dengan efek maksimum dan kecepatan ekstrim. Sistem ini bekerja pada penggunaan 'alat' yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Situasi ini dipecah ke dalam rentang (Menendang, Meninju, Menjebak dan Bergulat). Hal ini disebut sebagai "gaya tanpa gaya".

Tidak seperti seni bela diri tradisional, Jeet Kune Do tidak tetap atau bermotif, dan merupakan filsafat dengan pikiran membimbing. Hal tersebut dinamakan konsep intersepsi atau menyerang lawan saat ia akan menyerang. Namun, nama Jeet Kune Do sering dikatakan oleh Bruce Lee hanya menjadi sebuah nama. Dia sendiri sering disebut sebagai "Seni mengungkapkan tubuh manusia" dalam tulisan-tulisannya dan dalam wawancara. Melalui studinya, Bruce mulai percaya bahwa gaya telah menjadi terlalu kaku, dan tidak realistis. Dia percaya bahwa pertempuran adalah spontan, dan bahwa seorang seniman bela diri tidak bisa memprediksi itu, hanya bereaksi untuk itu, dan bahwa seorang seniman bela diri yang baik harus "Jadilah seperti air" dan bergerak mulus tanpa ragu.


AWAL TERCIPTANYA JEET KUNE DO

Bruce Lee mempraktekan Jeet Kune Do
(Bertahan Dan Menyerang dalam waktu bersamaan)
Jeet Kune Do merupakan kreasi Bruce Lee dari perjalanaan panjangnya dalam dunia bela diri. Dia tidak hanya belajar kung fu wingcun, tapi juga belajar anggar, karate, arnis, jujitsu, judo, serta pencak silat dari Indonesia. Dari berbagai macam beladiri tersebut kemudian dipadukan dan disederhanakan sehingga terbentuklah sebuah seni beladiri yang praktis dan mudah di kuasai seseorang yang mau belajar dengan tekun. Jeet Kune Do merupakan seni beladiri yang mengutamakan karakter dan kemampuan diri sendiri, jadi setiap praktisi Jeet Kune Do diharapkan untuk menjadi dirinya sendiri. Tiada misteri dalam Jeet Kune Do karena gerakanya sangat mudah dipahami sederhana, langsung, dan tidak klasik.

Bruce Lee menginginkan untuk menciptakan seni beladiri yang tak terbatas dan bebas. Kemudian dalam perkembanganya, Jeet Kune Do di ciptakan bukan hanya untuk menjadi petarung yang lebih baik, namun juga sebagai seni untuk pengembangan diri. Untuk menggambaran pandangannya itu, di tahun 1971 pada artikel majalah Black Belt, Lee mengatakan :

"I have not invented a "new style," composite, modified or otherwise that is set within distinct form as apart from "this" method or "that" method. On the contrary, I hope to free my followers from clinging to styles, patterns, or molds. Remember that Jeet Kune Do is merely a name used, a mirror in which to see "ourselves". . . Jeet Kune Do is not an organized institution that one can be a member of. Either you understand or you don't, and that is that. There is no mystery about my style. My movements are simple, direct and non-classical. The extraordinary part of it lies in its simplicity. Every movement in Jeet Kune-Do is being so of itself. There is nothing artificial about it. I always believe that the easy way is the right way. Jeet Kune-Do is simply the direct expression of one's feelings with the minimum of movements and energy. The closer to the true way of Kung Fu, the less wastage of expression there is. Finally, a Jeet Kune Do man who says Jeet Kune Do is exclusively Jeet Kune Do is simply not with it. He is still hung up on his self-closing resistance, in this case anchored down to reactionary pattern, and naturally is still bound by another modified pattern and can move within its limits. He has not digested the simple fact that truth exists outside all molds; pattern and awareness is never exclusive. Again let me remind you Jeet Kune Do is just a name used, a boat to get one across, and once across it is to be discarded and not to be carried on one's back." (Bruce Lee. artikel majalah Black Belt, 1971).

Singkatnya :

“Biarkan itu dipahami untuk sekali ini dan seterusnya bahwa saya tidak menemukan gaya yang baru, mencampur atau memodifikasi. Saya sama sekali tidak menetapkan jeet kune do dalam bentuk aturan yang jelas oleh hukum yang membedakan bentuk ini atau metoda itu. sebaliknya, saya berharap untuk membebaskan teman-teman saya dari pembudakan gaya, pola dan doktrin”. (Bruce Leeartikel majalah Black Belt, 1971).

TEKNIK JEET KUNE DO
  • Teknik Bertarung :
  1. Tendangan
  2. Pukulan
  3. Menjerat (Trapping)
  4. Gulat (Grappling)

  • Teknik Menahan/Mencegat :
Bruce Lee yakin bahwa ketika lawan melakukan serangan pada seseorang dia harus bergerak kearah lawanya. Ini membuka sebuah peluang untuk menghadang serangan atau gerakan tersebut. Kemudian cegatlah serangan itu dengan tanpa banyak kata dan sandi (karena gerakan yang tak terduga tidak akan dipedulikan atau diketahui lawan).


5 CARA MENYERANG
  1. Serangan satu sudut (Single Angular Attack) dan ini megarahkan pada satu lawan (Single Direct Attack).
  2. Menghentikan serangan dengan tangan, ini adalah pengembangan penghentian serangan kaki dengan penggunaan teknik jeratan atau kuncian untuk membatasi lawan memfungsikan anggota badanya.
  3. Serangan progresif tidak langsung (Progressive Indirect Attack). Menyerang satu bagian tubuh lawan di ikuti oleh serangan pada bagian tubuh yang lain dengan maksud membuka pertahanan.
  4. Serangan kombinasi (Attack By Combinations). Serangan ini menggunakan serangan beruntun dengan maksud menggunakan banyak serangan untuk melemahkan lawan.
  5. Serangan dengan pancingan (Attack By Drawing). Ini menciptakan sebuah peluang dengan posisi siap untuk menyerang balik.


GERAKAN

Praktisi Jeet Kune Do disarankan untuk tidak memboroskan waktu atau gerakan. Ketika masuk suatu pertarungan praktisi Jeet Kune Do yakin bahwa sesuatu yang paling sederhana adalah yang terbaik.
  • Mencegat pukulan dan tendangan
Maksudnya mencegat serangan lawan dengan sebuah serangan sebagai ganti dari blokiran. Keahlian beladiri ini adalah yang tersulit dipelajari. Srategi ini bisa juga merupakan karakteristik dari beberapa seni bela diri lain.
  • Elakan yang bersamaan dengan pukulan
Ketika menghadapi suatu pertarungan, serangan di elakan atau di belokan dan serangan balasan dikirimkan bersamaan pada saat yang bersamaan. Tidak sekedar menghentikan pukulan namun lebih efektif dari pada blokiran dan serangan balasan yang dilancarkan kemudian. Ini juga di pelajari dari beberapa seni bela diri cina.
  • Bukan tendangan tinggi
Praktisi Jeet Kune Do yakin mereka hendaknya mengarahkan sasaran tendanganya pada tulang kering lawan, lutut, paha dan bagian tengah. Target tersebut adalah yang terdekat dengan kaki, lebih stabil dan lebih sulit untuk di lindungi. Walaupun sepertinya semua prinsip Jeet Kune Do tidaklah saklek , jika sasaran pada kesempatan tersebut terbuka; bahkan target bagian atas pinggang seseorang dapat diambil pada situasi menguntungan tanpa merasa terhambat oleh prinsip ini.


BAGIAN PENTING JEET KUNE DO
  • Efesiensi  : Sebuah serangan yang mengena sasaran.
  • Langsung : Melakukan secara sungguh-sungguh sebagai cara belajar.
  • Simpel     : Berpikir dengan cara sederhana tanpa banyak gaya.


PRINSIP "AIR"

Bruce Lee yakin bahwa sitem beladiri harus sefleksibel mungkin. Dia sering menggunakan air sebagai sebuah perumpamaan untuk menjelaskan mengapa flesibilitas adalah sifat yang sangat dibutuhkan dalam seni beladiri. Air memiliki fleksibilitas yang tak terbatas. Dia dapat terlihat transparan namun disaat tertentu dapat menyembunyikan sesuatu dari penglihatan. Dia dapat terpecah dan mengalir kesegala arah, bergabung di sisi yang lain, atau dia dapat menyusup kesegala sesuatu, dia juga dapat mengikis batu yang keras dengan tetesan lembut padanya atau dapat mengalir melewati kerikil-kerikil kecil. Bruce Lee yakin bahwa sistem seni beladiri harus memiliki sifat tersebut.


PRINSIP BERLATIH

Untuk melatih diri anda sendiri, anda harus berlatih dengan tekun. tidak ada jalan lain. "anda harus menendang ataupun memukul dengan tenaga yang terkonsentrasi" inilah yang sering dikatakan Bruce Lee. "Jika anda tidak melatih diri dengan konsep yang hampir menyamai dengan keadaan sebenarnya. anda mungkin tak dapat menguasai ilmu ini atau anda akan membutuhkan waktu yang sangat lama sekali. Jadi jika anda harus menendang, anda harus membayangkan apa yang anda tendang itu sebagai lawan anda yang sebenarnya. Benar-benar berkonsentrasi, layangkanlah tendangan ataupun pukulan dengan 100 persen. Inilah satu satunya jalan agar anda menjadi seorang ahli seni beladiri yang baik". Karenanya kemauan saja tidak lah cukup, kita harus melakukannya.


Sumber : wikipedia.org

Seni Bela Diri Wing Chun

(Lambang Wing Chun)
Bangau dan Ular, dua hewan yang sering dijadikan lambang perguruan Wing Chun, merepresentasikan dua hewan Shaolin yang dominan dalam teknik Wing Chun

Wing Chun adalah sebuah bentuk seni bela diri yang sangat unik, spesialisasi pada pertarungan jarak dekat, memakai pukulan cepat dan tendangan dengan pertahanan yang ketat serta ketangkasan gerak kaki untuk mempercepat gerak maju. Wing Chun yang efektif dapat dicapai dengan kordinasi antara serangan dan pertahanan yang serentak dan serangan balik. Dari hal tersebut Wing Chun menjadi suatu ilmu bela diri yang baik dalam hal pertahanan diri. 

Gaya Wing Chun meliputi tendangan, menangkis, serangan beruntun, tinju, menjebak dan mengontrol teknik sebagai bagian dari pertarungan itu sendiri.


AWAL MULA TERBENTUKNYA SENI BELA DIRI WING CHUN

Ng Mui - Yim Wingchun
Wing Chun diciptakan oleh Ng Mui pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi (1661-1722), Dinasti Qing. Kepala biarawati Ng Mui mengungsi ke Gunung Daliang di perbatasan antara Yunnan dan Sichuan. Suatu hari, dia melihat pertarungan antara ular dan burung bangau, kemudian Ng Mui mengambil pelajaran dari mengamati pertarungan antara kedua hewan itu dan mengkombinasikannya dengan kungfu Shaolin kemudian menciptakan kungfu dengan gaya baru.

Ng Mui sering membeli tahu dari seorang tukang tahu bernama Yim Yee. Yim Yee mempunyai seorang anak perempuan bernama Yim Wingchun yang dipaksa menikah dengan Jenderal militer setempat. Ng Mui mengajari Yim Wingchun ilmu kungfu barunya untuk menyingkirkan Jenderal setempat itu untuk selamanya dan akhirnya berhasil. Yim Wingchun kemudian menurunkan ilmunya kepada Leung BokChao, suaminya sendiri. Pemakaian nama "Wing Chun" dimulai pada saat itu.



TEKNIK KUDA-KUDA

Bagi sebagian besar praktisi beladiri modern kuda-kuda adalah sesuatu kurang berguna, namun sebenarnya banyak aspek yang terkandung di dalam latihan kuda-kuda. Latihan Kuda-kuda banyak fungsinya, asalkan kita mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi Kita saat melakukan Kuda-kuda.

Seperti salah satu evolusioner Kung Fu Wing Chun, Alm. Bruce Lee (Lee Xiao Long) pernah menganalisis berbagai beladiri. tercatat beberapa beladiri dianalisis beliau dan diimplementasikan serta diokulasi ke dalam Wing Chun yaitu Taekwondo, Karate Kempo, Jujutsu, Thai Chi, FMA, dll. Menurut Beliau, Kuda-kuda besar, akan menghasilkan tenaga yang besar, namun kecepatannya akan melambat. Begitu juga kuda-kuda yang kecil akan menghasilkan tenaga yang kecil, namun cepat. kuda-kuda bentuk sedang yang diajarkan Beliau adalah hasil analisis terbaik menurut beliau.



Pergeseran Kuda-kuda dalam Wing Chun :


  1. Hang Ma di tempat (One Spot Body Movement Step)
Pada style ini, Hang Ma menitik beratkan pada salah satu titik di salah satu kaki. Dimana pusat pergeseran paling besar adalah di pinggang. pada Hang Ma ini, sangat ditekankan pada rotasi pada pinggang. Hang Ma ini sangat berguna pada pertarungan, dimana kita bisa langsung memutar badan ke arah lain tanpa bertukar tempat. Contoh, saat kita sedang menghadapi lawan di sebelah kiri, maka jika ada penyerang dari sebelah kanan, kita langsung beralih ke sebelah kanan, begitu juga saat posisi depan dan belakang.

    2.  Hang Ma maju dan mundur satu kaki (Same Leg Body Movement Step)

Pada style ini, kita bisa bergerak dalam kondisi menyerang, dimana seperti style pada beberapa macam beladiri, waktu kita maju, kaki depan maju dahulu, waktu mundur, kaki belakang mundur duluan, waktu ke kiri, kaki kiri duluan, dan waktu ke kanan, kaki kanan duluan.

    3.  Hang Ma Ganti Kaki (Change Leg Body Movement Step)

Pada style ini kita bisa bergerak menyerang, bertahan ataupun melakukan serangan sembari bertahan. Sebenarnya masih ada satu lagi posisi kaki, yaitu posisi berdiri satu kaki, namun kebanyakan posisi ini hanya untuk latihan atau pun pada posisi tertentu. latihan posisi ini sangat berguna saat bertarung di tempat yang tidak rata. aplikasi latihan ini akan bermanfaat saat kita melatih teknik kedua yaitu Chum Kiu dan latihan tenaga Biu Gee.


CABANG WING CHUN

Wing Chun memiliki banyak cabang karena biasanya masing - masing guru mempunyai beberapa murid yang akhirnya menyebar ke penjuru dunia. Dari semua cabang Wing Chun yang ada, cabang Ip Man lah yang paling terkenal dan berkembang pesat sampai mancanegara.



Yip Man - Bruce Lee
Yip Man sangat dihormati oleh instruktur bela diri lainnya di Foshan dan Hong Kong. Dia adalah orang pertama yang mengajar Wing Chun kepada khayalak ramai. Setelah kematiannya, kebanyakan dari muridnya membentuk perguruan Wing Chun sendiri. Karena Yip Man sangat terkenal, kisah kehidupannya dan Wing Chun dibuat menjadi film layar lebar diantaranya Ip man 1, Ip Man 2 dan The Legend Is Born – Ip Man.

Murid terkemuka dari Ip Man diantaranya adalah Lun Gai, Gwok Fu, Leung Sheung, Lok Yiu, Chu Shong-tin, Wong Shun Leung, Wang Kiu, Yip Bo Ching, William Cheung, Hawkins Cheung, Bruce Lee, Lo Man Kam, Wong Long, Wong Chok, Law Bing, Lee Shing, Ho Kam-Ming, Moy Yat, Duncan Leung, Derek Fung (Fung Ping Bor), Chris Chan (Chan Shing), Victor Kan, Stanley Chan, Chow Sze Chuen, Tam Lai, Ip Ching, Ip Chun, Lee Che Kong, Kang Sin Sin (Kwong Sun Sun)dan Leung Ting.



Garis Keturunan Wing Chun









Senin, 08 Oktober 2012

Kisah Hidup Bruce Lee (Lee Xiao Long) Sang Legenda



Bruce Lee (Lee Xiao Lung 27 November 1940 – 20 Juli 1973) adalah aktor bela diri China, tinggal di Amerika Serikat. Namun, pada masa kecil hingga remaja tinggal Hong Kong. Sejak kecil, Bruce Lee sudah banyak berakting dalam perfilman Hong Kong. Sejak masa remaja ia pindah ke Amerika, dan menikah disana.

Bruce Lee
Bruce Lee adalah salah satu master seni beladiri. Menciptakan seni beladiri JKD (jeetkune do) yang di dapat dari penelitiannya berdasarkan ilmu fisika Newton dan teknik serta prinsip olah raga anggar Eropa dan tinju ala Barat, prinsip seni bela diri ini adalah menahan serangan kepalan tangan atau kaki. Gerakannya sangat cepat, sehingga dalam film-filmnya para editor harus memperlambat film agar semua penonton dapat melihat gerakan-gerakan Bruce Lee.






PERJALANAN HIDUP "SANG LEGENDA"

Pada tanggal 27 November 1940 di suatu rumah sakit di San Fransisco lahirlah Lee Xiao Lung. Dokter yang menangani kelahiran bayi itu, memberinya nama Inggris, Bruce. Demikianlah sang legenda terlahir.

Lee Hoi Chuen (Ayah Bruce Lee)
Saat berusia 6 tahun Bruce kecil sudah berakting untuk pertama kalinya dalam film berjudul “A Beginning Of A Boy”. Hal ini tidak mengherankan karena ayahnya Lee Hoi Chuen adalah seorang aktor film.

Sebenarnya Bruce adalah anak yang rapuh bahkan ia termasuk anak yang susah makan. Sehingga ketika dia terlibat perkelahian ala jalanan ia mengalami kekalahan. Waktu itu ia berumur 14 tahun. Setelah berdiskusi dengan ibunya, ia memutuskan belajar seni bela diri.

Jenis ilmu bela diri yang ia pelajari adalah Wing Chun, ia berguru dengan Sifu Yip Man. Ia juga berguru dengan master kungfu Siu Hon Sung. Biasanya dibutuhkan tiga minggu untuk menguasai 30 jurus Siu Hon Sung, Bruce Lee hanya memerlukan tiga malam saja. Disamping itu Bruce Lee juga mendapat ketrampilan anggar dari ayahnya. Ada satu hal unik, Bruce Lee tidak hanya mahir beladiri. Ternyata ia pintar menari cha-cha bahkan pada tahun 1958 ia berhasil meraih trophy Hongkong Cha-Cha Championship.

Seiring dengan berjalannya waktu, Bruce lee ingin sekali menguji keahlian kungfunya dalam perkelahian yang sesungguhnya. Maka ia pun terlibat dalam perkelahian jalanan. Polisi memberi peringatan kepada ibunya jika Bruce tidak menghentikan ulahnya maka ia akan ditahan. Lalu ayahnya membuat keputusan untuk mengirim Bruce ke Amerika agar menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Dengan berbekal US$ 100  berangkatlah ia ke tanah kelahirannya San Fransisco dengan kapal laut. Dalam perjalanan Bruce masih sempat mencari uang dengan memberi kursus tari cha-cha.

Di San Fransisco, Bruce dititipkan kepada teman ayahnya, Ruby Chow, pemilik sebuah restoran. Bruce pun ikut bekerja di restoran tersebut. Setelah menyelesaikan SMA, Bruce masih giat membina fisiknya. Baginya tidak cukup sekedar menjadi ahli seni bela diri yang baik, ia harus menjadi yang terbaik.

Bruce pun kemudian memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Seattle dan mengambil jurusan filsafat. Di universitas tersebut ia bertemu dengan sesama teman dari Asia bernama Taki Kimura. Kimura pernah mengalami serangkaian serangan rasialis. Didasari belas kasihan, Bruce memotivasi Kimura untuk meningkatkan harga dirinya dengan cara melatih dia seni beladiri. Inilah cikal bakal sekolah seni beladiri kungfu dan tidak lama kemudian sekolah itu pun berdiri. Sekolah ini terbuka untuk umum atau bagi siapa saja yang berminat. Berbeda sekali dengan di Hong Kong. Di Hong Kong, kung fu adalah ilmu rahasia yang tidak boleh sembarangan diajarkan kepada orang. Hanya orang terhormat saja yang boleh mempelajari kung fu.

Tahun 1961 ia berjumpa dengan seorang gadis bernama Linda Emery. Mereka jatuh cinta, menikah, lalu lahirlah Brandon disusul Shannon dua tahun kemudian.

Shannon Lee (Anak Kedua Bruce Lee)
Brandon Lee (Anak Pertama Bruce Lee)
Linda Emery (Istri Bruce Lee)
Tahun 1964, dalam suatu turnamen karate, Bruce mendemonstrasikan jurus pukulan satu inchi yang legendaris. Seorang producer acara televisi sangat terkesan dengan penampilan Bruce yang penuh intensitas dan konsentrasi. Lalu ia melakukan pendekatan pada pihak Bruce Lee. Setelah melalui screening test, akhirnya Bruce mendapat peran sebagai kato dalam film Green Hornet. Kato hanyalah peran pembantu dalam film itu, namun popularitasnya mengalahkan peran utamanya, terlebih di Hong Kong.

Van Williams- Bruce Lee
Van Williams, bintang utama Green Hornet, menceritakan tentang banyaknya stunt-man terluka karena gerakan Bruce, akibatnya sukar mencari stunt-man yang bersedia bekerja dengan Bruce. Bruce juga memiliki gerakan yang teramat cepat untuk ditangkap oleh kamera sehingga Bruce terpaksa memperlambat pergerakannya.

Setelah proyek “Green Hornet” usai Bruce membuka sekolah kung fu lagi yang baru bernama “Lee Jun Fan, Gung Fu Institute”. Di tempat inilah Bruce Lee belajar menggunakan senjata nunchaku. Para pesohor pun belajar kung fu di tempat ini seperti Kareem Abdul-Jabbar, James Coburn, dan Steve McQueen. Popularitas Bruce pun meningkat dan ini menaikkan nilai seorang Bruce Lee, untuk satu sesi latihan selama satu jam harga yang ditetapkan US$ 300.

Di sekolah yang baru itu pula lah Bruce menciptakan teknik Jeet Kune Do, teknik memotong serangan. Bruce berpendapat memotong serangan lebih baik dan lebih cepat dari pada menahan lalu melakukan serangan.

Tahun 1967, Bruce membintangi “A Man Called Ironside”, sebagai seorang master martial art, Bruce sering melakukan adegan berbahaya sendiri tanpa stunt-man. Karir filmnya terus berlanjut, sampai akhirnya ia bisa memenuhi apa yang dicita-citakan yaitu dibayar lebih mahal daripada Steve McQueen perfilm.

Dengan pertimbangan tertentu Bruce memutuskan melanjutkan karir filmnya di Hong Kong. Beberapa film dibintanginya, sekarang Bruce sudah dianggap sebagai pahlawan nasional. Tidak puas dengan itu semua, dia membuka perusahaan sendiri karena ia ingin menulis skenario, menyutradarai, sekaligus membintangi film selanjutnya. Lagi-lagi Bruce berhasil, beberapa film produksi perusahaannya laris manis di pasaran.

Setelah berbagai film dibuat dan berbagai kesuksesan diraih, pada tanggal 10 Mei 1973 Bruce tiba-tiba pingsan selama setengah jam saat mengisi dubbing untuk “Enter The Dragon”. Dokter memberinya resep Manatol, obat untuk mengatasi gejala brain swelling (pengembangan otak).